Agni

Kemampuan memimpin perempuan terbukti lebih buruk dari laki-laki


Dari kecil, anak-anak perempuan di sekolah sering diajarkan untuk lebih pasif ketika ada kompetisi. Sementara, anak laki-laki dianjurkan untuk lebih tampil dan berani. Anjuran ini juga sering diikuti istilah-istilah misoginis, seperti: "Laki-laki memang dilahirkan sebagai pemimpin!" atau "Tidak semua perempuan bisa jadi pemimpin, karena perempuan menggunakan perasaan dalam memimpin". Hal ini yang sering diinternalisasi masyarakat kita sehingga tak jarang representasi perempuan sangat terbatas di banyak industri. Dalam temuan lembaga riset Australia Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG) pada 2014, misalnya ditemukan, sekitar 40 persen perempuan berhenti bekerja pada tahun pertama setelah mereka mempunyai anak pertama.


Jika ingin membaca pengalaman lengkap Srikandi, silahkan klik link di bawah ini


Kembali ke Opsi Sebelumnya Kembali ke Menu Utama