Tak ada data terbaru yang spesifik menyebutkan jumlah anak perempuan di jurusan Teknik dan Komputer di Indonesia. Namun, dalam laporan UN Women 2015, jumlah perempuan dalam Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) dari sekolah menengah, kuliah, sampai laboratorium terus menurun. Di Indonesia, dalam dokumenter Indonesian Women and Technology (2015), siswi di SMK yang berbasis STEM hanya berjumlah 2 persen berdasarkan data dari Pusat Data Dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. Sementara laporan Strait Times 2015 menyebut, dari 10 siswa SMK, hanya 4 murid yang perempuan. Selama bersekolah di SMK, saya menyadari bahwa mau sepintar dan seunggul apa pun anak perempuan dalam bidang STEM, mereka akan terus dilekatkan pada peran gender tradisional sebagai perempuan. Saya dan teman-teman perempuan lain, misalnya suka dipanggil oleh guru untuk membuatkan kopi, membeli gorengan, mencuci gelas, dan membersihkan laboratorium tiap kali ada tamu datang ke sekolah. Bukannya diajak ikut dalam projek ilmiah.